Menurut laporan yang diterbitkan oleh harian Israel “Yediot Aharonot”, dijelaskan bahwa dalam paruh pertama tahun 2010, sebanyak 19 tentara Zionis melakukan bunuh diri, dibandingkan dengan kasus bunuh diri sebanyak 21 pada tahun 2009 setahun penuh. Ini berarti bahwa ada peningkatan 100% dan kasus bunuh diri di kalangan prajurit Israel. Disebutkan bahwa pada tahun tahun 2005 ada 35 tentara Zionis yang melakukan bunuh diri.
Surat kabar Israel itu mengatakan, meskipun pihak militer telah banyak mengirim psikiater untuk mengetahui alasan mengapa tentara melakukan bunuh diri, para psikiater tidak berhasil mendiagnosis masalah yang dialami oleh para prajurit Israel tersebut.Jumlah tentara yang bunuh diri sepanjang tahun 2007-2009 antara 19-24 kasus.
Meski Israel meng-umumkan gen-catan senjata sepihak, bukan berarti Israel telah memenangi perang. Fakta di lapangan menunjukkan Israel yang dilengkapi dengan senjata canggih yang sebagian belum pernah digunakan tak mampu mengalahkan para pejuang Hamas yang dengan gagah berani menghadang militer Israel de-ngan peralatan perang seadanya.
Mungkin saking frustasinya, militer yang dibangga-bangga-kan paling kuat di Timur Tengah tak bisa mengalahkan Hamas, sampai-sampai politisi ekstrim Zionis, “Israel Our Home Party”, Avigdor Lieberman mendesak pemerintah negaranya untuk menjatuhkan bom atom Jalur Gaza. Sebagaimana dilansir AFP (15/1), Avigdor menganggap hanya bom atom saja yang bisa menguburkan Gerakan Perla-wanan Islam Palestina (Hamas). Memang, selama ini tentara Israel bisa menang dalam pertem-puran udara dan laut. Tapi di darat, mereka kedodoran. Ini pernya-taan yang keluar dari mulut Menlu Israel, Tzipi Livni. Ia mengakui ketangguhan Hamas. Dalam wawancara dengan majalah Jerman Der Spiegel, Livni mengatakan bahwa militer Israel belum berhasil menghancurkan Hamas.
ini pengakuan tentara yahudi sendiri tentang kebiadaban yang mereka lakukan.
“Kami selalu diperintahkan untuk masuk ke kerumunan. Kami diperintahkan untuk menembak kota pertama kali. Kami menembak semua orang dan membunuh banyak orang pula…
“Ketika kami memasuki sebuah rumah, kami tak pernah lagi membuka pintu, dan menembak begitu saja ke dalam rumah itu… Kami menyebutnya sebagai pembunuhan. Kami bertanya pada diri sendiri, apakah ini beralasan?” ujar salah seorang dari mereka. Yang membuat mereka mengungkapkan hal ini adalah sebuah kejadian yang terus mereka ingat setelah agresi ke Gaza selelsai. “Saya melihat seorang nenek yang renta melintasi kami. Ketika lewat di depan kami, ia dibiarkan saja. Namun setelah membelakangi kami, seorang komandan menyuruh beberapa orang dari kami untuk menembaknya. Itu adalah pembunuhan yang dingin sekali… Dan kami sama sekali tak bermoral.”..tergambar betapa mereka merasa depresi akan apa yg telah mereka lakukan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar